Otot makin kuat, kecerdasan pun meningkat.
Pada usia 3-4 tahun, anak diharapkan mampu melompat di atas benda setinggi 15 cm. Selanjutnya, di usia 4-5 tahun diharapkan mampu melompat di tempat dengan 1 kaki, dan lompat ke depan 10 kali tanpa terjatuh.
Pasalnya, di usia prasekolah terjadi peningkatan perkembangan fisik yang dapat ditandai dengan adanya tingkat pengerasan otot yang bervariasi pada bagian-bagian tubuhnya. Otot-ototnya pun berkembang menjadi lebih besar, lebih kuat dan lebih berat. Karena itulah perkembangan motorik kasarnya pun semakin bertambah.
Melalui gerakan-gerakan tersebut, diharapkan anak mampu menggerakkan anggota tubuhnya dengan melakukan gerakan otot besar dan otot-otot kecil. Selain juga untuk memantapkan gerakan dasar, mengembangkan keseimbangan diri dan koordinasi untuk dapat mengurus dirinya sendiri.
Ada beragam stimulus yang dapat diberikan kepada anak untuk mengembangkan ke-mampuannya melompat. Dengan begitu, kecerdasan kinestetik-jasmaninya pun terasah. Anak bukan terlatih kemampuan motorik kasarnya, tapi juga keterampilan menjaga keseimbangan tubuh saat melayang di udara dan mendarat agar tidak jatuh terjungkal ke depan atau ke belakang. Selain juga dapat mengembangkan kecerdasan visual-spasialnya, yaitu pemahaman tentang tinggi-rendah dan perbedaan ketinggian masing-masing benda.
RAGAM STIMULUS
* Melompat di atas benda setinggi 15 cm.
- Mulailah dengan mengajak si prasekolah mengangkat kakinya tinggi-tinggi secara bergantian kiri dan kanan.
- Kemudian, ajaklah melompat sambil Anda memegang kedua tangannya.
- Setelah anak mampu meloncat berulang-ulang, cobalah lepaskan pegangan Anda dari tangannya. Biarkan ia melompat sendiri sambil menghitung dari 1 sampai 5, misal. Beri penghargaan berupa pelukan atau respons positif lainnya.
- Selanjutnya, minta anak mencoba melompat di satu bidang datar berukuran 100x100 cm. Minta ia melakukannya dengan hati-hati, jangan sampai keluar dari bidang itu. Untuk amannya, gelarkan matras di wilayah tempatnya melompat-lompat
- Berikutnya, siapkan 1 bidang datar setinggi 15 cm dengan ukuran 100x100 cm. Minta anak melompat pada bidang itu. Untuk langkah awal, peganglah kedua tangannya. Kemudian izinkan bila ia ingin berpegangan 1 tangan. Selanjutnya, minta ia melompat sendirian. Lakukan berulang-ulang. Sampaikan bahwa lompatan harus dilakukan ekstra hati-hati karena bila tergelincir dapat menyebabkan terjatuh.
- Bila sudah mahir, ajak si kecil melakukan permainan melompat dari tempat tinggi ke tempat rendah. Peralatan yang dibutuhkan adalah 2 atau 3 buah benda kokoh dengan beragam ketinggian sebagai pijakan. Namun ukurannya jangan terlalu tinggi agar aman bagi anak. Letakkan benda-benda tersebut secara berurutan dari yang paling tinggi, sedang, rendah, dengan diberi sedikit jarak antarkedua benda. Kemudian minta anak berpijak di benda yang tertinggi. Jelaskan bahwa ia boleh melompat ke pijakan yang lebih rendah setelah hitungan ke-3, "Satu... dua... tiga, lompat!" Lakukan berulang-ulang. Sensasi melayang sesaat membuat anak merasa senang.
* Melompat di tempat dengan 1 kaki.
- Ajak anak mengangkat satu kakinya, kemudian biarkan ia berpegangan pada dinding atau berpegangan pada Anda. Sambil bernyanyi, ajak ia melompat-lompat dengan satu kakinya. Kemudian, secara perlahan ajak ia bergerak ke suatu tempat. Bila anak terlihat mulai berani dan dapat menjaga keseimbangannya, cobalah untuk melepas tangannya agar tak berpegangan pada Anda.
- Bila sudah terampil, si kecil bisa diajak bermain lempar bola karet. Buatlah sebuah bola sepak ukuran kecil dari puluhan/ratusan karet gelang yang disatukan. Contohkan cara bermainnya, yaitu dengan memantul-mantulkan bola karet tersebut menggunakan punggung kaki bagian samping. Kelak bila sudah terampil, si kecil bisa melakukan permainan ini bersama teman-temannya. Siapa yang bola karetnya terjatuh, harus menunggu giliran hingga temannya tidak sanggup lagi menjaga bola karet agar tak jatuh ke tanah.
* Melompat ke depan 10 kali tanpa terjatuh.
- Gambarlah beberapa lingkaran besar di lantai. Minta anak melompat menuju lingkaran tersebut bersama teman-temannya secara bergantian. Ingatkan agar setelah melompat dan mencapai lingkaran, ia harus segera berdiri tegak. Kegiatan ini juga bermanfaat untuk melatih keseimbangan si prasekolah. Lakukan kegiatan ini sambil diiringi lagu agar tercipta suasana gembira untuk memberi semangat.
COBA-TIRU-LATIH
Umumnya, ada 3 cara yang ditempuh si prasekolah dalam mengembangkan kemampuan motorik kasarnya.
1. COBA-COBA
Anak melakukannya dengan cara coba-coba sendiri tanpa bimbingan. Akibatnya, anak melakukannya secara acak sehingga bisa jadi keterampilan yang diperolehnya di bawah kemampuan si anak. Misal, semestinya anak usia 3 tahun sudah mampu melompati benda setinggi 15 cm, tapi karena ia belajarnya dengan cara coba-coba maka bisa jadi hanya asal melompat dan tak mampu di atas ketinggian tertentu.
2. MENIRU
Anak mempelajarinya dengan cara mengamati suatu model, bisa orangtua, kakak, atau temannya. Kegiatan meniru ini lebih baik daripada coba-coba. Namun kelemahannya, bisa jadi ia pun ikut meniru kesalahan atau keterbatasan pada model itu. Jadi, bila modelnya salah, si anak pun ikut salah. Sebaliknya, bila modelnya bagus, anak ikut bagus pula keterampilan motorik kasarnya.
3. PELATIHAN
Anak belajar dengan bimbingan orangtua atau pengasuhnya. Saat si pembimbing memperlihatkan keterampilannya, anak memperhatikan, sehingga anak dapat meniru dengan tepat. Selain itu, dengan adanya pembimbing, dapat pula menggunakan alat bantu, berupa benda-benda yang ada di lingkungan sekitar ataupun alat permainan edukatif.
TUGAS ORANGTUA
* Amati lingkungan atau lokasi yang kerap dijadikan arena akrobat. Singkirkan benda-benda yang dapat membahayakan dirinya.
* Katakan pada anak bahwa perilaku akorbatik dapat membahayakan kalau dilakukan gegabah dan jelaskan cedera yang mungkin dialami.
* Alihkan keinginan anak untuk melakukan akrobat di tempat yang tidak tepat dengan mengajaknya ke tempat seperti lapangan, taman, pantai, atau area bermain yang lapang. Lebih baik lagi bila lokasi tersebut memiliki kontur naik-turun, sehingga lebih banyak menghabiskan energi. Biarkan ia melakukan gerakan yang diinginkan. Bila perlu arahkan agar kedua tangan dan kakinya bergerak bersamaan sehingga dapat menyeimbangkan otak kiri dan kanannya.
* Lakukan kesepakatan, mana gerakan yang boleh dilakukan dan mana yang tidak. Contoh, boleh lompat-lompat di tempat tidur, tapi tidak lompat dari jendela kamar ke bawah. Larangan harus konsisten. Jangan hari ini melarang, esok lain lagi. Konsistensi larangan akan membuat anak belajar disiplin.
GEMAR BERAKROBAT
Beri arahan agar ia tak sampai cedera.
Pernahkah Anda menyaksikan si prasekolah melompat-lompat di atas tempat tidur yang menggunakan pegas? Ya, perilaku akrobatik memang umumnya muncul mulai usia batita sampai prasekolah. Bentuknya bermacam-macam, ada yang melompat-lompat di tempat tidur, melompat dari satu ketinggian, memanjat pagar tinggi atau bergaya naik sepeda sambil melepas tangannya, dan lain-lain.
Umumnya orangtua akan langsung berteriak-teriak untuk melarang begitu melihat buah hatinya melakukan akrobat. Wajar, kok. Siapa sih orangtua yang pengin anaknya mengalami cedera? Namun orangtua juga perlu memahami, si prasekolah pastinya tak akan berani berakrobat apabila ia merasa belum terampil melakukan suatu keterampilan. Jadi, kalau ia sudah merasa terampil, maka selanjutnya akan muncul dorongan untuk melakukan yang lebih dari biasanya. Berawal dari sekadar coba-coba, akhirnya muncullah perilaku akrobatik tersebut. Ini semua merupakan bagian dari perkembangan si prasekolah.
Jadi, usah dilarang deh. Apalagi tujuan si prasekolah berakrobat hanya sekadar untuk menunjukkan bahwa dirinya mampu melakukan sesuatu yang berbeda, sekaligus untuk mencari perhatian dan kesenangan. Itulah mengapa, kegiatan ini biasanya juga dilakukan di hadapan teman-temannya dengan harapan mendapat sambutan hangat dan dianggap hebat oleh teman-temannya.
Yang perlu dilakukan orangtua adalah memberikan pengarahan kepada si prasekolah bahwa tindakan akrobatik dapat menyebabkan cedera sehingga harus dilakukan secara hati-hati dan menggunakan media yang tepat. Tunjukkan contoh-contoh nyata agar si prasekolah paham, misalnya saat ia terjatuh dan kakinya sakit. Selanjutnya, bila si prasekolah hendak melakukan akrobat, orangtua jangan sampai lengah mengawasinya.
4 MANFAAT AKROBAT
1. Otot-otot si kecil akan semakin kuat karena semakin terlatih melalui aktivitas fisik yang dilakukan.
2. Keseimbangan gerak motorik kasar si prasekolah lebih cepat tercapai, karena ia selalu mencoba melakukan gerakan-gerakan akrobatik yang cenderung lebih kompleks.
3. Menumbuhkan rasa percaya diri yang kuat.
4. Memiliki keberanian untuk melakukan sesuatu yang baru, sehingga anak jadi tak mudah ragu-ragu atau pasif.
Pada usia 3-4 tahun, anak diharapkan mampu melompat di atas benda setinggi 15 cm. Selanjutnya, di usia 4-5 tahun diharapkan mampu melompat di tempat dengan 1 kaki, dan lompat ke depan 10 kali tanpa terjatuh.
Pasalnya, di usia prasekolah terjadi peningkatan perkembangan fisik yang dapat ditandai dengan adanya tingkat pengerasan otot yang bervariasi pada bagian-bagian tubuhnya. Otot-ototnya pun berkembang menjadi lebih besar, lebih kuat dan lebih berat. Karena itulah perkembangan motorik kasarnya pun semakin bertambah.
Melalui gerakan-gerakan tersebut, diharapkan anak mampu menggerakkan anggota tubuhnya dengan melakukan gerakan otot besar dan otot-otot kecil. Selain juga untuk memantapkan gerakan dasar, mengembangkan keseimbangan diri dan koordinasi untuk dapat mengurus dirinya sendiri.
Ada beragam stimulus yang dapat diberikan kepada anak untuk mengembangkan ke-mampuannya melompat. Dengan begitu, kecerdasan kinestetik-jasmaninya pun terasah. Anak bukan terlatih kemampuan motorik kasarnya, tapi juga keterampilan menjaga keseimbangan tubuh saat melayang di udara dan mendarat agar tidak jatuh terjungkal ke depan atau ke belakang. Selain juga dapat mengembangkan kecerdasan visual-spasialnya, yaitu pemahaman tentang tinggi-rendah dan perbedaan ketinggian masing-masing benda.
RAGAM STIMULUS
* Melompat di atas benda setinggi 15 cm.
- Mulailah dengan mengajak si prasekolah mengangkat kakinya tinggi-tinggi secara bergantian kiri dan kanan.
- Kemudian, ajaklah melompat sambil Anda memegang kedua tangannya.
- Setelah anak mampu meloncat berulang-ulang, cobalah lepaskan pegangan Anda dari tangannya. Biarkan ia melompat sendiri sambil menghitung dari 1 sampai 5, misal. Beri penghargaan berupa pelukan atau respons positif lainnya.
- Selanjutnya, minta anak mencoba melompat di satu bidang datar berukuran 100x100 cm. Minta ia melakukannya dengan hati-hati, jangan sampai keluar dari bidang itu. Untuk amannya, gelarkan matras di wilayah tempatnya melompat-lompat
- Berikutnya, siapkan 1 bidang datar setinggi 15 cm dengan ukuran 100x100 cm. Minta anak melompat pada bidang itu. Untuk langkah awal, peganglah kedua tangannya. Kemudian izinkan bila ia ingin berpegangan 1 tangan. Selanjutnya, minta ia melompat sendirian. Lakukan berulang-ulang. Sampaikan bahwa lompatan harus dilakukan ekstra hati-hati karena bila tergelincir dapat menyebabkan terjatuh.
- Bila sudah mahir, ajak si kecil melakukan permainan melompat dari tempat tinggi ke tempat rendah. Peralatan yang dibutuhkan adalah 2 atau 3 buah benda kokoh dengan beragam ketinggian sebagai pijakan. Namun ukurannya jangan terlalu tinggi agar aman bagi anak. Letakkan benda-benda tersebut secara berurutan dari yang paling tinggi, sedang, rendah, dengan diberi sedikit jarak antarkedua benda. Kemudian minta anak berpijak di benda yang tertinggi. Jelaskan bahwa ia boleh melompat ke pijakan yang lebih rendah setelah hitungan ke-3, "Satu... dua... tiga, lompat!" Lakukan berulang-ulang. Sensasi melayang sesaat membuat anak merasa senang.
* Melompat di tempat dengan 1 kaki.
- Ajak anak mengangkat satu kakinya, kemudian biarkan ia berpegangan pada dinding atau berpegangan pada Anda. Sambil bernyanyi, ajak ia melompat-lompat dengan satu kakinya. Kemudian, secara perlahan ajak ia bergerak ke suatu tempat. Bila anak terlihat mulai berani dan dapat menjaga keseimbangannya, cobalah untuk melepas tangannya agar tak berpegangan pada Anda.
- Bila sudah terampil, si kecil bisa diajak bermain lempar bola karet. Buatlah sebuah bola sepak ukuran kecil dari puluhan/ratusan karet gelang yang disatukan. Contohkan cara bermainnya, yaitu dengan memantul-mantulkan bola karet tersebut menggunakan punggung kaki bagian samping. Kelak bila sudah terampil, si kecil bisa melakukan permainan ini bersama teman-temannya. Siapa yang bola karetnya terjatuh, harus menunggu giliran hingga temannya tidak sanggup lagi menjaga bola karet agar tak jatuh ke tanah.
* Melompat ke depan 10 kali tanpa terjatuh.
- Gambarlah beberapa lingkaran besar di lantai. Minta anak melompat menuju lingkaran tersebut bersama teman-temannya secara bergantian. Ingatkan agar setelah melompat dan mencapai lingkaran, ia harus segera berdiri tegak. Kegiatan ini juga bermanfaat untuk melatih keseimbangan si prasekolah. Lakukan kegiatan ini sambil diiringi lagu agar tercipta suasana gembira untuk memberi semangat.
COBA-TIRU-LATIH
Umumnya, ada 3 cara yang ditempuh si prasekolah dalam mengembangkan kemampuan motorik kasarnya.
1. COBA-COBA
Anak melakukannya dengan cara coba-coba sendiri tanpa bimbingan. Akibatnya, anak melakukannya secara acak sehingga bisa jadi keterampilan yang diperolehnya di bawah kemampuan si anak. Misal, semestinya anak usia 3 tahun sudah mampu melompati benda setinggi 15 cm, tapi karena ia belajarnya dengan cara coba-coba maka bisa jadi hanya asal melompat dan tak mampu di atas ketinggian tertentu.
2. MENIRU
Anak mempelajarinya dengan cara mengamati suatu model, bisa orangtua, kakak, atau temannya. Kegiatan meniru ini lebih baik daripada coba-coba. Namun kelemahannya, bisa jadi ia pun ikut meniru kesalahan atau keterbatasan pada model itu. Jadi, bila modelnya salah, si anak pun ikut salah. Sebaliknya, bila modelnya bagus, anak ikut bagus pula keterampilan motorik kasarnya.
3. PELATIHAN
Anak belajar dengan bimbingan orangtua atau pengasuhnya. Saat si pembimbing memperlihatkan keterampilannya, anak memperhatikan, sehingga anak dapat meniru dengan tepat. Selain itu, dengan adanya pembimbing, dapat pula menggunakan alat bantu, berupa benda-benda yang ada di lingkungan sekitar ataupun alat permainan edukatif.
TUGAS ORANGTUA
* Amati lingkungan atau lokasi yang kerap dijadikan arena akrobat. Singkirkan benda-benda yang dapat membahayakan dirinya.
* Katakan pada anak bahwa perilaku akorbatik dapat membahayakan kalau dilakukan gegabah dan jelaskan cedera yang mungkin dialami.
* Alihkan keinginan anak untuk melakukan akrobat di tempat yang tidak tepat dengan mengajaknya ke tempat seperti lapangan, taman, pantai, atau area bermain yang lapang. Lebih baik lagi bila lokasi tersebut memiliki kontur naik-turun, sehingga lebih banyak menghabiskan energi. Biarkan ia melakukan gerakan yang diinginkan. Bila perlu arahkan agar kedua tangan dan kakinya bergerak bersamaan sehingga dapat menyeimbangkan otak kiri dan kanannya.
* Lakukan kesepakatan, mana gerakan yang boleh dilakukan dan mana yang tidak. Contoh, boleh lompat-lompat di tempat tidur, tapi tidak lompat dari jendela kamar ke bawah. Larangan harus konsisten. Jangan hari ini melarang, esok lain lagi. Konsistensi larangan akan membuat anak belajar disiplin.
GEMAR BERAKROBAT
Beri arahan agar ia tak sampai cedera.
Pernahkah Anda menyaksikan si prasekolah melompat-lompat di atas tempat tidur yang menggunakan pegas? Ya, perilaku akrobatik memang umumnya muncul mulai usia batita sampai prasekolah. Bentuknya bermacam-macam, ada yang melompat-lompat di tempat tidur, melompat dari satu ketinggian, memanjat pagar tinggi atau bergaya naik sepeda sambil melepas tangannya, dan lain-lain.
Umumnya orangtua akan langsung berteriak-teriak untuk melarang begitu melihat buah hatinya melakukan akrobat. Wajar, kok. Siapa sih orangtua yang pengin anaknya mengalami cedera? Namun orangtua juga perlu memahami, si prasekolah pastinya tak akan berani berakrobat apabila ia merasa belum terampil melakukan suatu keterampilan. Jadi, kalau ia sudah merasa terampil, maka selanjutnya akan muncul dorongan untuk melakukan yang lebih dari biasanya. Berawal dari sekadar coba-coba, akhirnya muncullah perilaku akrobatik tersebut. Ini semua merupakan bagian dari perkembangan si prasekolah.
Jadi, usah dilarang deh. Apalagi tujuan si prasekolah berakrobat hanya sekadar untuk menunjukkan bahwa dirinya mampu melakukan sesuatu yang berbeda, sekaligus untuk mencari perhatian dan kesenangan. Itulah mengapa, kegiatan ini biasanya juga dilakukan di hadapan teman-temannya dengan harapan mendapat sambutan hangat dan dianggap hebat oleh teman-temannya.
Yang perlu dilakukan orangtua adalah memberikan pengarahan kepada si prasekolah bahwa tindakan akrobatik dapat menyebabkan cedera sehingga harus dilakukan secara hati-hati dan menggunakan media yang tepat. Tunjukkan contoh-contoh nyata agar si prasekolah paham, misalnya saat ia terjatuh dan kakinya sakit. Selanjutnya, bila si prasekolah hendak melakukan akrobat, orangtua jangan sampai lengah mengawasinya.
4 MANFAAT AKROBAT
1. Otot-otot si kecil akan semakin kuat karena semakin terlatih melalui aktivitas fisik yang dilakukan.
2. Keseimbangan gerak motorik kasar si prasekolah lebih cepat tercapai, karena ia selalu mencoba melakukan gerakan-gerakan akrobatik yang cenderung lebih kompleks.
3. Menumbuhkan rasa percaya diri yang kuat.
4. Memiliki keberanian untuk melakukan sesuatu yang baru, sehingga anak jadi tak mudah ragu-ragu atau pasif.
Post a Comment for "LOMPAT YUK LOMPAT"