MENGAJARKAN bahasa asing memang sulit. Namun, bila dilakukan dengan media seperti nyanyian, belajar pun terasa lebih menyenangkan. Itulah yang dilakukan di lembaga prasekolah Apple Tree.
Sekolah ini merupakan salah satu lembaga pendidikan yang mendukung langkah orangtua dalam mempersiapkan anak menuju era globalisasi. Hal ini diwujudkan dengan kurikulum kegiatan belajar para siswa Apple Tree yang mempergunakan dua bahasa asing sekaligus, yakni bahasa Inggris dan Mandarin.
Center principal Apple Tree Pondok Indah, Jenny, mengatakan latar belakang dimasukkannya kedua bahasa asing tersebut ke dalam kurikulum sekolah adalah pertimbangan untuk mempersiapkan anak-anak dalam persaingan di masa yang akan datang.
"Kami menganggap bahwa 10-20 tahun mendatang, salah satu kualifikasi untuk anak-anak ikut dalam persaingan kerja ialah bahasa yaitu Inggris dan Mandarin. Jadi anak-anak seharusnya belajar bahasa tersebut sedini mungkin," ujar Jenny.
Apalagi, para siswa Apple Tree yang berusia mulai 1-6 tahun tengah berada dalam fase menyerap materi pelajaran. Sehingga materi seperti bahasa Inggris dan Mandarin diharapkan bisa diterima dengan mudah. Dengan syarat, materi pelajaran tersebut harus ditampilkan secara menarik bagi anak.
"Yang penting bagi anak ialah belajar tidak disertai stres. Awalnya, kami lakukan cara-cara belajar dengan fleksibel atau melalui permainan agar menarik bagi anak. Jadi kami tidak memaksa anak untuk belajar," tegas wanita berkewarganegaraan Filipina.
Menurut Jenny, pengenalan bahasa Inggris dan Mandarin dilakukan sejak kelas awal yaitu Toddler untuk usia 1-2 tahun. Melalui lagu-lagu Mandarin yang dinyanyikan, diharapkan anak-anak dapat melatih mulut dan lidahnya.
Terkadang, lanjutnya, bagi anak-anak yang usianya masih sangat muda, perhatiannya seringkali beralih. Namun, meski anak belum intensif memperhatikan lagulagu tersebut, mereka dapat mempelajarinya dengan mendengar.
"Meskipun mereka sedang bermain atau tidak mau mendengar, tapi sebenarnya mereka dapat mendengar para pengajar. Sehingga tibatiba anak itu bisa berbicara bahasa Mandarin, kemudian ia juga mengerti perintah yang sederhana seperti mencuci tangan," ungkap Jenny.
Ia mengakui, lebih mudah bagi anak-anak mempelajari bahasa Inggris karena anakanak seringkali mendengarnya. Di sekolah pun semua instruksi dilakukan dalam bahasa Inggris. Namun, untuk mendorong keinginan anak belajar bahasa Mandarin, para pengajar di Apple Tree selalu menekankan bahwa tidak ada yang sulit untuk dipelajari.
"Kami selalu tekankan bahwa bahasa Mandarin mudah, dengarkan dan bergabung saja. Jangan sampai sisi psikologis anak yang berpikir bahwa bahasa Mandarin itu sulit. Tapi jika diperkenalkan hal ini mudah, maka anak akan berpikir benar-benar mudah," tutur Jenny.
(sindo//tty)
Sekolah ini merupakan salah satu lembaga pendidikan yang mendukung langkah orangtua dalam mempersiapkan anak menuju era globalisasi. Hal ini diwujudkan dengan kurikulum kegiatan belajar para siswa Apple Tree yang mempergunakan dua bahasa asing sekaligus, yakni bahasa Inggris dan Mandarin.
Center principal Apple Tree Pondok Indah, Jenny, mengatakan latar belakang dimasukkannya kedua bahasa asing tersebut ke dalam kurikulum sekolah adalah pertimbangan untuk mempersiapkan anak-anak dalam persaingan di masa yang akan datang.
"Kami menganggap bahwa 10-20 tahun mendatang, salah satu kualifikasi untuk anak-anak ikut dalam persaingan kerja ialah bahasa yaitu Inggris dan Mandarin. Jadi anak-anak seharusnya belajar bahasa tersebut sedini mungkin," ujar Jenny.
Apalagi, para siswa Apple Tree yang berusia mulai 1-6 tahun tengah berada dalam fase menyerap materi pelajaran. Sehingga materi seperti bahasa Inggris dan Mandarin diharapkan bisa diterima dengan mudah. Dengan syarat, materi pelajaran tersebut harus ditampilkan secara menarik bagi anak.
"Yang penting bagi anak ialah belajar tidak disertai stres. Awalnya, kami lakukan cara-cara belajar dengan fleksibel atau melalui permainan agar menarik bagi anak. Jadi kami tidak memaksa anak untuk belajar," tegas wanita berkewarganegaraan Filipina.
Menurut Jenny, pengenalan bahasa Inggris dan Mandarin dilakukan sejak kelas awal yaitu Toddler untuk usia 1-2 tahun. Melalui lagu-lagu Mandarin yang dinyanyikan, diharapkan anak-anak dapat melatih mulut dan lidahnya.
Terkadang, lanjutnya, bagi anak-anak yang usianya masih sangat muda, perhatiannya seringkali beralih. Namun, meski anak belum intensif memperhatikan lagulagu tersebut, mereka dapat mempelajarinya dengan mendengar.
"Meskipun mereka sedang bermain atau tidak mau mendengar, tapi sebenarnya mereka dapat mendengar para pengajar. Sehingga tibatiba anak itu bisa berbicara bahasa Mandarin, kemudian ia juga mengerti perintah yang sederhana seperti mencuci tangan," ungkap Jenny.
Ia mengakui, lebih mudah bagi anak-anak mempelajari bahasa Inggris karena anakanak seringkali mendengarnya. Di sekolah pun semua instruksi dilakukan dalam bahasa Inggris. Namun, untuk mendorong keinginan anak belajar bahasa Mandarin, para pengajar di Apple Tree selalu menekankan bahwa tidak ada yang sulit untuk dipelajari.
"Kami selalu tekankan bahwa bahasa Mandarin mudah, dengarkan dan bergabung saja. Jangan sampai sisi psikologis anak yang berpikir bahwa bahasa Mandarin itu sulit. Tapi jika diperkenalkan hal ini mudah, maka anak akan berpikir benar-benar mudah," tutur Jenny.
(sindo//tty)
Post a Comment for "Belajar Bahasa Mandarin lewat Lagu"