I. RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU
A. PENGERTIAN FILSAFAT ILMU
Menurut The Liang Gie, filsafat ilmu adalah :
Segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia.
3 medan telaah yang tercakup dalam filsafat ilmu :
a. Filsafat ilmu adalah suatu telaah kritis terhadap metode yang digunakan oleh ilmu tertentu, terhadap lambing yang digunakan dan terhadap struktur penalaran tentang sistem lambang yang digunakan.
b. Filsafat ilmu adalah upaya untuk mencari kejelasan mengenai dasar-dasar konsep, sangka wacana, dan postulat mengenai ilmu dan upaya untuk membuka tabir dasar-dasar keempirisan, kerasionalan dan kepragmatisan.
c. Filsafat ilmu adalah studi gabungan yang terdiri atas beberapa studi yang beraneka macam yang ditujukan untuk menetapkan batas yang tegas mengenai ilmu tertentu. (Hartono Kasmadi, dkk, 1990, hlm. 17-18).
Tempat kedudukan filsafat ilmu di dalam lingkungan filsafat sebagai keseluruhan :
Being (ada) | Knowing (tahu) | Axiologi (nilai) |
Ontologi | Epistemologi | Etika |
Metafisika | Logika dan Metodologi | Estetika |
| Filsafat Ilmu | |
Tempat kedudukan filsafat ilmu ditentukan oleh dua lapangan penyelidikan filsafat ilmu berikut :
1. Sifat pengetahuan ilmiah.
2. Menyangkut cara-cara mengusahakan dan mencapai pengetahuan ilmiah.
B. OBJEK FILSAFAT ILMU

Objek material filsafat ilmu adalah ilmu itu sendiri, yaitu pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara umum.

Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat (esensi) ilmu pengetahuan, artinya filsafat ilmu lebih menaruh perhatian terhadap problem mendasar ilmu pengetahuan seperti ;
- Apa hakikat ilmu itu sesungguhnya?
- Bagaimana cara memperoleh kebenaran ilmiah?
- Apa fungsi ilmu pengetahuan itu bagi manusia?
C. LINGKUPAN FILSAFAT ILMU MENURUT PARA FILSUF
1. Peter Angeles, menurutnya ada 4 bidang konsentrasi yang utama :
- Telaah mengenai berbagai konsep, praanggapan, dan metode ilmu.
- Telaah dan pembenaran mengenai proses penalaran dalam ilmu berikut struktur perlambangnya.
- Telaah mengenai kaitan berbagai bidang ilmu.
- Telaah mengenai akibat-akibat pengetahuan ilmiah.
2. A. Cornelius Benjamin, menurutnya filsafat ilmu terbagi dalam 3 bidang :
- Telaah mengenai metode ilmu, lambang ilmiah, dan struktur logis dari sistem perlambang ilmah.
- Penjelasan mengenai konsep dasar, praanggapan, dan pangkal pendirian ilmu.
- Telaah mengenai kaitan antar berbagai ilmu dan implikasinya bagi suatu teori alam semesta.
3. Ernest Nagel, menurutnya filsafat ilmu mencakup 3 bidang, yaitu :
- Pola logis yang ditunjukkan oleh penjelasan dalam ilmu
- Pembuktian konsep ilmiah
- Pembuktian keabsahan kesimpulan ilmiah
D. PROBLEMA FILSAFAT ILMU
1. Menurut B. Van Fraassen dan H. Margenau, problem utama dalam filsafat ilmu adalah :
· metodologi;
· landasan ilmu-ilmu;
· ontologi;
2. Victor Lenzen, dua problem dalam filsafat ilmu :
· struktur ilmu;
· pentingnya ilmu bagi praktik dan pengetahuan tentang realitas;
3. The Liang Gie, menurutnya ada 6 kelompok problem ilmu :
· problem epistemologis tentang ilmu;
· problem metafisis tentang ilmu;
· problem metodologis tentang ilmu;
· problem logis tentang ilmu;
· problem etis tentang ilmu;
· problem estetis tentang ilmu.
Kesimpulan : 3 problem besar dalam filsafat ilmu :



E. MANFAAT BELAJAR FILSAFAT ILMU
1. Filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga orang menjadi kritis terhadap kegiatan ilmiah.
2. Filsafat ilmu merupakan usaha merefleksi, menguji, mengkritik asumsi dan metode keilmuan.
3. Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan.
II. PENEMUAN KEBENARAN
A. CARA PENEMUAN KEBENARAN
Menurut Hartono Kasmadi dkk, (1990), cara-cara untuk menemukan kebenaran adalah :
1. Penemuan kebenaran secara kebetulan, Cara ini tidak dapat diterima sebagai cara ilmiah untuk menemukan kebenaran.
2. Penemuan ‘Coba dan Ralat’ (Trial and error). Cara ini juga tidak dapat diterima untuk megungkap kebenaran.
3. Penemuan melalui otoritas atau kewibawaan.
Pendapat orang yang memiliki kedudukan dan kekuasaan sering diterima sebagai kebenaran walaupun besifat subjektif, tetapi tidak dapat dibuktikan kebenarannya.
4. Penemuan secara spekulatif
Keberhasilannya tidak bisa diyakini karena hanya bersifat spekulatif.
5. Penemuan kebenaran lewat cara berpikir kritis dan rasional.
Manusia berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya berusaha menganalisis masalah yang dihadapinya. Cara ini telah banyak menolong manusia dalam menemukan kebenaran.
6. Penemuan kebenaran melalui penelitian ilmiah
Cara mencari kebenaran yang dipandang ilmiah ialah yang dilakukan melalui penelitian.
B. DEFINISI KEBENARAN
Beberapa arti kebenaran yang terdapat didalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (Purwadarminta) :
Ø Keadaan (hal dan sebagainya) yang benar (cocok dengan hal atau keadaan yang sesungguhnya)
Ø Sesuatu yang benar
Ø Kejujuran;kelurusan hati
Ø Selalu izin, perkenan
C. JENIS-JENIS KEBENARAN
Menurut A.M.W. Pranarka (1987), kebenaran terbagi 3 jenis, yaitu :
ü Kebenaran Epistemologikal adalah kebenaran dalam hubungannya dengan pengetahuan manusia
ü Kebenaran Ontologikal adalah kebenaran sebagai sifat dasar yang melekat kepada segala sesuatu yang ada ataupun ditiadakan.
ü Kebenaran Semantikal adalah kebenaran yang terdapat dan melekat didalam tutur kata dan bahasa.
D. SIFAT KEBENARAN
Tim Dosen Filsafat Ilmu Fak. Filsafat UGM Yogyakarta (1996) membedakan kebenaran menjadi 3 hal :
1. Kebenaran berkaitan dengan kualitas pengetahuan, bisa berupa : pengetahuan biasa, pengetahuan ilmiah, pengetahuan filsafat, dan pengetahuan agama.
2. Kebenaran dikaitkan dengan sifat atau karakteristik atau bagaimana cara seseorang membangun pengetahuannya, apakah dibangun dengan pengindraan, rasio (akal pikir), intuisi atau keyakinan.
3. Kebenaran yang dikaitkan atas ketergantungan terjadinya pengetahuan, seperti : bagaimana hubungan antara subjek dan objek, mana yang lebih dominan untuk membangun pengetahuan antara subjek dan objek.
E. TEORI KEBENARAN DAN KEKHILAFAN
Secara tradisional teori-teori kebenaran itu antara lain sebagai berikut :
1. Teori Kebenaran Saling Berhubungan (Coherence Theory of Truth)
Proposisi itu benar bila mempunyai hubungan dengan proposisi sebelumnya yang benar.
2. Teori Kebenaran Saling Berkesesuaian (Correspondence Theory of Truth)
Suatu proposisi bernilai benar apabila sesuai dengan dunia nyata.
3. Teori Kebenaran Inherensi (Inherent Theory of Truth)
Proposisi bernilai benar apabila mempunyai konsekuensi yang bermanfaat.
4. Teori Kebenaran Berdasarkan Arti (Semantic Theory of Truth)
Proposisi itu ditinjau dari segi artinya atau maknanya.
5. Teori Kebenaran Sintaksis
Apabila proposisi itu tidak mengikuti syarat atau keluar dari hal yang disyaratkan maka proposisi tidak mempunyai arti.
6. Teori Kebenaran Nondeskripsi
Pengetahuan akan memiliki nilai benar sejauh pernyataan itu memiliki fungsi yang amat praktis dalam kehidupan sehari-hari.
7. Teori Kebenaran Logik yang Berlebihan (Logical Superfluity of Truth)
Setiap proposisi mempunyai isi yang sama, memberikan informasi yang sama, dan semua orang sepakat, jika ada yang ingin membuktikannya lagi hal itu berlebihan.
Kekhilafan
Dalam pengetahuan kekhilafan terjadi karena kesalahan pengambilan kesimpulan yang tidak runtut terhadap pengalaman-pengalaman.
Francois Bacon (1561-1626) menjelaskan mengenai penyebab kekhilafan dalam teorinya yang dinamakan Teori Idola. Ia membagi Teori Idolanya kedalam empat karakter yaitu :

Sesuatu yang sering tampak dalam kehidupan sehari-hari lama kelamaan dianggap sebagai kebenaran.

Keadaan dalam pikiran seseorang yang tidak berfungsi dengan baik karena orang tersebut hanya melihat sesuatu dari segi bentuk atau luarnya saja.

Idola yang diakibatkan oleh individualitas manusia, tidak didukung oleh lingkungan, pendidikan dan karakter yang baik yang menyebabkan dirinya tidak memahami segala sesuatu dengan baik.

Idola yang diakibatkan oleh kodrat manusiawi sehingga orang yang terkena idola ini tidak dapat memahami apa yang dihadapinya.
III. HUBUNGAN DAN PERANAN ILMU PENGETAHUAN TERHADAPPENGEMBANGAN KEBUDAYAAN NASIONAL
A. ILMU DAN MASYARAKAT
Pada masa lalu masyarakat belum dapat merasakan pentingnya ilmu, sehingga ilmu tidak memberikan pengaruh dalam kehidupan masyarakat. Sekarang ini ilmu menadi sangat berguna, sehingga manusia memerlukan ilmu dalam segala aspek kehidupannya. Sehingga setiap kegiatan ilmiah didasarkan pada dua keyakinan :
Ø Segala hal dapat diselidiki secara ilmiah dan dapat dikuasai lebih mendalam.
Ø Semua aspek realitas membutuhkan penyelidikan.
Ilmu pengetahuan mengalami perubahan fungsi yang sangat radikal, dari tidak berguna dalam kehidupan praktis menjadi tempat bergantung kehidupan manusia.
B. PENGERTIAN DAN UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Pengertian kebudayaan menurut para ahli :
1. Ki Hajar Dewantoro
Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap pengaruh alam dan zaman (kodrat dan masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
2. Sutan Takdir Alisyahbana
Kebudayaan adalah manifestasi dari cara berpikir, mencakup semua laku, perbuatan, maksud juga perasaan.
3. Koentjaraningrat
Kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam kehidupannya yang dijadikan milik manusia dengan belajar.
4. A.L. Kroeber dan C. Kluckhon
Dalam bukunya culture, a critical review of concept and definitions menyatakan : Kebudayaan adalah penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti seluas-luasnya.
5. Malinowski
Kebudayaan pada prinsipnya berdasarkan berbagai sistem kebutuhan manusia, sesuai dengan tingkat kebutuhannya.
Unsur-Unsur Kebudayaan menurut C. Kluckhon

Produk manusia sebagai homo religius. Merupakan cara dan usaha manusia mendekatkan diri pada penciptaNya.

Produk manusia sebagai homo socius. Organisasi kemasyarakatan merupakan tempat manusia bekerjasama untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

Produk dari manusia sebagai homo sapiens. Pengetahuan bisa diwariskan dari satu gnerasi ke generasi berikutnya.

Produk dari manusia sebagai homo economicus untuk menjadikan tingkat kehidupan manusia menjadi makin meningkat.

Produk dari manusia sebagai homo faber. Manusia menciptakan berbagai peralatan yang dipergunakan untuk mencukupi kebutuhannya dan memudahkan hidupnya.

Produk dari manusia sebagai homo longuens. Bahasa diwujudkan dalam bentuk tanda (kode) yang disempurnakan dalam bentuk bahasa lisan, dan akhirnya menjadi tulisan.

Produk dari manusia sebagai homo esteticus. Selain kebutuhan fisik manusia juga membutuhkan seni untuk memenuhi kebutuhan psikisnya.
C. PENGARUH TIMBAL-BALIK ANTARA ILMU DAN KEBUDAYAAN
Ø Ilmu adalah bagian dari pengetahuan, pengetahuan adalah unsur dari kebudayaan, karena itu ilmu juga merupakan salah satu unsure kebudayaan.
Ø Perkembangan ilmu tergantung pada perkembangan kebudayaan, sedangkan perkembangan ilmu dapat memberikan pengaruh pada kebudayaan.
Ø Pada beberapa kebudayaan ilmu berkembang dengan subur karena ilmu memiliki peran ganda, yakni : sebagai sumber nilai yang mendukung pengembangan kebudayan dan sebagai sumber nilai yang membentuk watak bangsa.
D. PERANAN ILMU TERHADAP PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN NASIONAL
1. Pengertian Kebudayaan Nasional
Beberapa pengertian kebudayaan nasional, Kebudayaan Nasional adalah :
· Kebudayaan yang dianut oleh semua warga dalam suatu Negara.
· Kebudayaan daerah dan kebudayaan kesatuan
· Paduan seluruh lapisan kebudayaan bangsa Indonesia yang mencerminkan semua aspek kehidupan bangsa.
· Kepribadian manusia Indonesia dalam wujudnya berupa pandangan hidup, cara berpikir, dan sikap terhadap berbagai aspek kehidupan bangsa.
· Puncak dari kebudayaan daerah.
2. Kebudayaan Nasional dan Manusia Indonesia
Kebudayaan nasional hendaknya menjadi ruang bagi manusia Indonesia untuk berprakarsa, berinisiatif, bebas menyatakan pendapat, juga berkreasi dalam berbagai bidang kehidupan.
Namun kebudayaan Indonesia modern tidak boleh mengabaikan unsur-unsur budaya tradisonal, tetapi harus merupakan hasil perpaduan berbagai unsur budaya modern seperti ilmu dan teknologi dan unsur-unsur budaya tradisional seperti seni, bahasa, arsitektur tradisional dan lain-lain.
Arah perkembangan kebudayaan nasional harus sesuai dengan tujuan sesungguhnya yakni memberikan identitas keIndonesiaan pada diri setiap manusia Indonesia sekaligus sebagai tali perekat persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia yang bersifat majemuk.
3. Peranan Ilmu terhadap Kebudayaan Nasional
Langkah-langkah sistematik yang harus diambil agar ilmu dapat memberikan peranan yang penting terhadap perkembangan kebudayaan nasional menurut Endang Daruni Asdi (1991) adalah sebagai berikut :





E. STRATEGI KEBUDAYAAN
1. Fungsi Kebudayaan Nasional
Fungsi kebudayaan nasional menurut Koentjaraningrat :
· Sebagai sistem gagasan dan perlambang yang memberi identitas kepada warga negara Indonesia.
· Sebagai sistem gagasan dan perlambang yang dapat dipakai oleh seluruh warga negara Indonesia yang beraneka ragam untuk saling berkomunkasi.
Kebudayaan nasional mempunyai beberapa fungsi pokok yaitu :
· Untuk memperkuat jati diri bangsa dan pemberi identitas bangsa
· Wahana komunikasi dan penguat solidaritas
· Sebagai pedoman alih ilmu dan teknologi
2. Strategi Kebudayaan di Indonesia
Menurut Slamet Sutrisno, untuk menciptakan kebudayaan nasional Indonesia sebagai kegiatan dan proses demi kemajuan bangsa dan Negara diperlukan langkah-langkah strategis yang tangguh, yaitu :
· Akulturasi atau percampuran dua budaya atau lebih.
· Kebudayaan harus bergerak maju demi kejayaan budaya masa depan.
· Sistem pendidikan di Indonesia harus mampu menanamkan kebudayaan sosial.
· Bahasa Indonesia harus menjadi bahasa resmi dan bahasa persatuan.
· Sosialisasi Pancasila sebagai dasar negara dalam semua jenjang pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Surajiyo. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Cet.5. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kulia Filsafat Ilmu pada Program Pasacasarjana Pendidikan IPS Universitas InderaPrasta Jakarta
Post a Comment for "Makalah Filsafat Ilmu Surajiyo"