Jatim Eksport Daun hingga biji kelor 55,8 ton Mencapai USD 155.247,90

Masyarakat mungkin tak awam lagi mendengar nama tumbuhan kelor. Tumbuhan yang biasanya digunakan untuk memandikan jenazah hingga dihubungkan dengan hal-hal mistis ini ternyata memiliki banyak manfaat.

Terakhir, kelor mulai dilirik pasar internasional. Misalnya saja di beberapa negara di Asia seperti Korea Selatan hingga Taiwan.

Beberapa negara tersebut berebut mengimpor daun hingga biji kelor dari Indonesia yang diketahui kaya akan khasiat untuk kesehatan.


Beberapa penelitian menyebut kelor memiliki manfaat sebagai anti oksidan, mengandung vitamin A yang tinggi sehingga sangat bagi kesehatan mata. Selain itu, kelor dipercaya mampu mencegah penyakit jantung, anti kanker, mengatasi diabetes. Para ilmuwan pun menyebut kelor sebagai daun ajaib.


Namun, kelor sebenarnya sudah diekspor ke sejumlah negara di Asia sejak tahun 2017. Sementara data selama 1 Januari hingga 15 Maret 2019, Jawa Timur telah mengekspor sekitar 50,885 ton daun kelor ke berbagai negara Asia.


Musyaffak menambahkan daun kelor itu diekspor dalam bentuk kering. Sebagian besar, daun kelor ini digunakan untuk obat herbal karena memiliki kandungan anti oksidan yang tinggi.


Dalam tiga bulan terakhir, ekspor daun kelor dari Jatim ke Korea Selatan mencapai 13 kali. Totalnya, sebanyak 55.894 kilogram atau 55,8 ton. Sementara total ekspornya mencapai USD 155.247,90.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim Drajat Irawan mengatakan kelor yang diekspor ke Korsel berasal dari salah satu desa di Pasuruan. Tepatnya di Dusun Puntir, Desa Martopuro, Kecamatan Purwosari, Pasuruan.

"Kalau perdagangan kelor selama ini memang diekspor. Mulai diekspor mulai Januari sampai Maret 2019. Paling banyak ke Korea," kata Drajat kepada detikcom di Surabaya,

Drajat mengatakan di Korsel, daun kelor yang disebut sebagai daun ajaib biasanya akan diolah lagi untuk pengobatan herbal. Tak hanya itu, di Indonesia kelor juga digunakan untuk teh hingga bahan kapsul untuk pengobatan.





Sementara itu, Drajat menambahkan daun kelor tak hanya banyak didapat dari Pasuruan saja. Sejumlah daerah di Jatim juga menjadi pemasok kelor. Misalnya saja di beberapa daerah di Madura seperti Sumenep, Pamekasan, hingga Sampang.

"Yang paling banyak di Kabupaten Sumenep, Pamekasan, Sampang, Lumajang, Probolinggo, Jember hingga Banyuwangi," pungkasnya.


Pemprov Jatim terus mendorong ekspor komoditas pertanian. Terbaru,

Pelepasan ekspor komoditas pertanian melalui Balai Besar Karantina Pertanian itu dilakukan langsung oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Terminal Peti Kemas Surabaya.


"Saya ingin sampaikan, ekspor ini menjadi bagian penting untuk bisa mendatangkan devisa. Untuk mendorong penguatan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur," kata Khofifah.


Menurut Khofifah,  Jawa Timur memiliki potensi ekspor yang sangat besar, baik di sektor pertanian,  maupun UKM dan IKM.


Akan tetapi masih banyak yang membutuhkan pendampingan.  Khususnya untuk bisa sampai dapat sertifikasi produk berkualitas ekspor.

Contohnya, Khofifah menyebutkan ada petani hidroponik paprika di Nongkojajar yang sempat ia kunjungi saat blusukan. Ditinjau dari kualitas produk, paprika yang dihasilkan petani di sana sudah berkualitas dan menurutnya sudah layak ke pasar ekspor.

"Saat saya tanya ternyata pasarnya baru sampai lokal. Karena mereka menggunakan pupuk kimia yang tidak bisa diterima oleh negara tujuan ekspor. Nah yang seperti ini butuh pendampingan," kata Khofifah.

Lebih lanjut,  guna bisa mendongkrak ekspor tersebut,  Khofifah ingin agar hubungan petani, gapoktan, kelompok tani dan nelayan andalan (KTNA) bisa bekerjasama dengan eksportir.

"Bangunan aliansi eksportir dengan petani melalui gapoktan, petani, atau lewat KTNA itu penting," katanya.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa ekspor dari Jawa Timur perharinya biasanya mencapai 200 kontainer per hari.  Pihaknya berharap ke depan ekspor terus bertambah.




Post a Comment for "Jatim Eksport Daun hingga biji kelor 55,8 ton Mencapai USD 155.247,90"