Jepang sedang berusaha untuk meningkatkan angka kelahiran yang rendah dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Pemerintah Jepang berencana untuk mendanai program AI yang bisa membantu warganya untuk menemukan jodoh.

Dikutip dari BBC, Rabu (9/12/2020), jumlah bayi yang lahir di Jepang pada tahun lalu tercatat turun di bawah 865.000. Angka kelahiran ini disebut menjadi yang terendah di Jepang. Karena itu, pemerintah ingin memanfaatkan teknologi pencarian jodoh untuk masyarakatnya agar tingkat kelahiran meningkat.
Dalam mendukung teknologi AI pencarian jodoh, pemerintah Jepang bakal mengalokasikan anggaran 2 miliar yen atau sekitar US$ 19 juta (Rp 266 miliar) untuk mendanai program tersebut. Harapannya, warga Jepang yang masih jomblo bisa segera mendapat pasangan dan terus bereproduksi.
"Kami secara khusus berencana untuk menawarkan subsidi kepada pemerintah daerah yang mengoperasikan atau memulai proyek perjodohan yang menggunakan AI. Kami berharap dukungan ini akan membantu membalikkan penurunan angka kelahiran bangsa," kata seorang pejabat Kabinet Jepang.
Di Jepang sendiri, sudah banyak yang sudah menawarkan layanan perjodohan yang dijalankan manusia dan beberapa telah memperkenalkan sistem AI dengan harapan mereka akan melakukan analisis yang lebih canggih.
Media lokal mengatakan pendanaan tersebut bertujuan untuk memungkinkan pihak berwenang memanfaatkan sistem yang lebih mahal yang mempertimbangkan faktor-faktor yang lebih detail dalam pencarian jodoh.
Populasi Jepang diproyeksikan turun dari puncak 128 juta pada 2017 menjadi kurang dari 53 juta pada akhir abad ini. Pemerintah berupaya untuk memastikan tenaga kerja di negara tersebut masih terus tersedia.
Sumber : detik.com
Post a Comment for "Terlalu Banyak Warga Jomblo, Jepang Guyur Rp 266 M buat Program Mak Comblang"