KUR dan Harapan Alumni Kartu Prakerja Dapat Modal Usaha


Pemerintah memberikan keistimewaan bagi alumni peserta Program Kartu Prakerja untuk mendapatkan akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) super mikro. Nantinya, alumni Kartu Prakerja bisa mengakses KUR super mikro dari 27 lembaga penyalur baik bank maupun non bank.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Kemenko Perekonomian Rudy Salahuddin mengatakan untuk mendapatkan fasilitas tersebut, peserta harus mengajukan permohonan kepada pemerintah.

"Program KUR dalam hal ini bisa digunakan untuk menaikkan skala usaha mereka ke depan," kata Rudy seperti dikutip dari keterangan resmi.

Selain mengajukan permohonan itu, ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi untuk bisa mendapatkan KUR. Pertama, alumni Kartu Prakerja yang menjadi wirausaha tidak bekerja di pekerjaan lain yang sudah tetap.

Kedua, alumni Kartu Prakerja yang menjadi wirausaha merupakan korban pemutusan hubungan kerja (PHK).

Sementara untuk syarat dan prosedur lainnya belum dijelaskan oleh pemerintah. Namun ada beberapa syarat umum pada program KUR Super Mikro.

Pertama, diberikan ke usaha skala mikro. Kedua, usaha boleh berdurasi singkat.

Ketiga, belum pernah menerima KUR.

Pemberian KUR super mikro mempertimbangkan hasil survei Manajemen Pelaksana (PMO) Kartu Prakerja. Pasalnya hasil survei mencatat 19.500 ribu dari 5,98 juta alumni program Kartu Prakerja gelombang 1-11 menjadi wirausaha.

Data lain mencatat sekitar 35 persen alumni Kartu Prakerja yang dulunya tidak bekerja, kini 17 persennya bekerja menjadi wirausaha.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menyambut positif kebijakan baru itu. Ia menilai kebijakan itu berpotensi mendorong roda perekonomian Indonesia lantaran bisa meningkatkan pendapatan masyarakat.

Kenaikan pendapatan, kata dia, biasanya sejalan dengan pertumbuhan konsumsi masyarakat. Selanjutnya, semua itu bermuara pada pertumbuhan ekonomi lantaran konsumsi rumah tangga menyumbang sekitar 58 persen-60 persen Produk Domestik Bruto (PDB).

"Ini mendorong masyarakat untuk bisa meningkatkan pendapatan karena diharapkan mereka mendapatkan kredit dan kemudian membuka usaha dari kredit super mikro ini," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Selasa (9/3).

Namun, paparan di atas adalah kondisi ideal yang diinginkan oleh pemerintah maupun para alumni Kartu Prakerja sendiri. Faktanya, guna mendorong roda perekonomian dibutuhkan penguatan dari dua sisi, yakni permintaan dan penawaran.

Sementara, kebijakan tersebut baru mendorong sisi penawaran alias suplai saja. Sedangkan, sisi permintaan konsumen Indonesia bisa dibilang masih lesu.


Yusuf menuturkan kondisi tersebut tercermin dari sejumlah indikator sepanjang awal tahun ini. Survei Bank Indonesia (BI) mencatat penjualan eceran bulanan masih mengalami kontraksi pada Februari 2021.







Hal tersebut tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) yang negatif 0,7 persen. Kontraksi memang menyempit dari bulan sebelumnya yang minus 4,3 persen.




Selain itu, tekanan permintaan juga tercermin dari tingkat inflasi cenderung masih rendah. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi sebesar 0,1 persen secara bulanan (mtm) pada Februari 2021.




Angka ini ini lebih rendah dibanding Januari 2021 yang sebesar 0,26 persen. Kondisi itu, kata dia, menjadi tantangan bagi alumni Kartu Prakerja yang hendak terjun ke dunia usaha.




"Kita lihat dari beragam data awal tahun ini permintaan barang masih relatif rendah, kondisi transaksi ekonomi belum kembali seperti semula. Tantangannya, ketika daya beli masyarakat belum pulih tentu yang diharapkan mereka bisa usaha untuk dorong ekonomi sedikit terkikis, karena masalah daya beli awal tahun ini belum kembali seperti semula," jelasnya.







Menurutnya, satu-satunya cara untuk mendorong konsumsi masyarakat adalah penanganan covid-19. Apabila pandemi sudah terkendali, ia meyakini konsumsi masyarakat kembali bergeliat.

"Kalau dari sisi kredit super mikro yang didorong tapi proses pemulihan kesehatan tidak didorong, maka tidak optimal dampaknya (kredit super mikro), jadi tidak hanya dari suplai tapi juga demand," katanya.




Tantangan lainnya, lanjutnya, adalah kompetisi usaha yang semakin ketat. Pasalnya, variasi peluang usaha yang muncul dari kredit super mikro ini cenderung terbatas, lantaran dananya dibatasi.




Oleh sebab itu, para alumni Kartu Prakerja dituntut harus kreatif untuk memenangkan persaingan tersebut.




"Misalnya, ketika dapat kredit super mikro, paling masyarakat terpikirkan untuk dagang kaki lima, sedangkan pedagang sudah banyak jadi bersaing. Ini yang jadi tantangan bagi mereka khususnya yang baru buka usaha," jelasnya.




Terpisah, Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menyatakan secara umum tujuan dari program KUR tersebut baik.




Peserta tidak hanya mendapatkan pelatihan tetapi juga akses permodalan. Namun, ia mempertanyakan sejauh mana pelatihan singkat Kartu Prakerja mampu menjadi bekal bagi alumni untuk terjun ke dunia usaha, khususnya bagi alumni yang baru mulai merintis usaha.




"Berusaha mandiri tidak sesederhana ketika mereka kerja sama dengan orang lain, harus punya kemampuan manajemen, kreativitas, dan sebagainya. Itu bukan masalah sederhana dan itu tidak mungkin dalam jangka pendek dengan hanya ikuti pelatihan," terangnya.







Oleh sebab itu, ia menyarankan pemerintah untuk tak asal menyalurkan KUR kepada alumni Kartu Prakerja. Ia minta fasilitas itu diberikan kepada alumni yang benar-benar layak mendapatkan dana tersebut.




Salah satunya dengan memastikan bahwa usaha yang dilakoni alumni tersebut memiliki prospek ke depannya, melalui assessment (penilaian) berdasarkan indikator rill di lapangan.




Dengan demikian, maka penyaluran kredit betul-betul berdampak pada perekonomian.




"Jangan gunakan asumsi, asumsinya orang yang sudah ikut Prakerja punya kemampuan dan asumsi lagi setelah mereka punya kemampuan lalu dapatkan akses KUR. Selanjutnya, diasumsikan ada penciptaan lapangan kerja segitu dan ada penciptaan nilai tambah dari enterpreunership baru," terangnya.




Melansir laman Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, program KUR super mikro secara umum memiliki plafon kredit maksimal Rp10 juta. Tahun ini, pemerintah menggelontorkan dana KUR sebesar Rp253 triliun, naik dari 2020 yang sebesar Rp220 triliun.







sumber:https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210310065011-532-615813/kur-dan-harapan-alumni-kartu-prakerja-dapat-modal-usaha/2

Post a Comment for "KUR dan Harapan Alumni Kartu Prakerja Dapat Modal Usaha"