Sejumlah partai politik di koalisi pendukung pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin menyatakan tidak percaya dengan langkah Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang mengungkap ke publik
Bendahara Umum Partai NasDem Ahmad Sahroni mengatakan langkah AHYmengungkap isu kudeta itu terkesan sedang membuka aib sendiri.
"Pernyataan AHY ini tentunya selain menimbulkan kekisruhan di publik juga sebenarnya bisa membuka aib sendiri. Ini justru sangat merugikan Demokrat karena menunjukkan bahwa PD sedang berada dalam kondisi internal yang tidak baik," kata Sahroni kepada CNNIndonesia.com, Senin (1/2).
Sahroni mengatakan isu kudeta seharusnya hanya diketahui internal partai tersebut. Menurutnya, seharusnya AHY hingga ayahnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang merupakan Ketua Majelis Tinggi Demokrat bisa menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk menyelesaikan masalah ini secara internal.
"Kan Mas AHY, Mas Ibas, dan Pak SBY tentunya memiliki power yang sangat tinggi di Partai Demokrat, sehingga seharusnya masalah internal seperti ini bisa mereka selesaikan sendiri.
Lebih lanjut, Sahroni menilai, situasi yang tengah dialami Demokrat adalah ujian bagi AHY sebagai pemimpin tertinggi sebuah partai politik.
"Mas AHY sedang diuji sebagai Ketua Umum dengan isu internal," katanya.
Senada, Ketua DPP Partai Golkar Dave Laksono menantang AHY membuka ke publik nama pejabat lingkaran kekuasaan Jokowi yang ingin mengkudeta kepemimpinan Partai Demokrat.
Menurutnya, langkah itu penting untuk dilakukan AHY agar tuduhan yang dilayangkan AHY lebih jelas dilihat publik.
"Kalau memang ada bukti kuat, dibuka saja sehingga lebih jelas siapa yang dituduh tersebut," kata Dave.
Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat juga menyangsikan ucapan AHY. Bahkan, ia menantang AHY membuktikan tudingannya tersebut.
"Apa benar? Sebaiknya dibuktikan saja," kata Djarot.
Pengamat politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Idil Akbar menyatakan keraguan atau ketidakpercayaan sejumlah parpol dengan langkah yang dilakukan AHY terjadi karena Demokrat mempunyai cerita di masa lalu yang menggunakan cara serupa untuk menaikkan elektabilitas.
Menurutnya, hal itu terjadi lewat konflik antara Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan suami Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, mendiang Taufik Kiemas.
Idil mengatakan langkah yang dilakukan AHY ini memiliki cara yang sama seperti yang dilakukan SBY pada masa dulu.
"Di era SBY dulu kita tahu bagaimana konflik SBY dengan Taufik Kiemas yang terkait kemudian upaya menaikkan rating. Ini cara yang dilakukan sama," kata Idil saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (2/2).
Lebih lanjut, Idil menilai langkah AHY mengungkap isu kudeta Demokrat ke publik merupakan bagian untuk menjaga eksistensi Demokrat dengan citra yang terzalimi.
Menurutnya, AHY ingin agar partainya tetap mendapatkan perhatian publik lewat isu ini.
"Ya seperti itu maksud saya. Itu kemudian cara baru tapi metode lama. Tapi, saya tidak mengatakan Demokrat playing victim," tegas Idil.[cnnindonesia.com]
Post a Comment for "Ramai-ramai Parpol Jokowi Ragukan Isu Kudeta Demokrat"